ROAD TO OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) ++ Materi OSN
Peningkatan mutu pendidikan masih akan terus menjadi tantangan bagi
pembangunan pendidikan di tanah air. Usaha untuk terus menerus
meningkatkan mutu pendidikan terutama didorong oleh dua faktor, yaitu
pertama, bahwa program wajib belajar sembilan tahun sudah makin
mendekati ketuntasan yang selanjutnya sudah menginjak ke periode
pelaksanaan progam Pendidikan Menengah Universal (PMU); kedua, tantangan
persaingan SDM yang makin ketat dalam dunia kerja domestik maupun
internasional.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun sudah menghasilkan
angka partisipasi sekolah (APM dan APK) rata-rata di atas 90% di seluruh
daerah, yang artinya 90% lebih anak-anak Indonesia sudah mengenyam
setidaknya Sekolah Dasar atau sederajat. Saat ini, pemerintah terus
mendorong pelaksanaan program Pendidikan Menengah Universal, yang
nantinya akan menjamin anak-anak Indonesia dapat menamatkan pendidikan
SMA atau sederajat, sehingga rata-rata lama sekolah anak-anak Indonesia
makin meningkat.
Sebuah program lagi yang sudah mulai dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan Kurikulum 2013 sejak tahun
2013. Kurikulum baru ini merupakan pengembangan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya, yang maksud dan tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran peserta didik. Dalam kurikulum tersebut, peserta
didik dituntut untuk lebih banyak melakukan pembelajaran melalui
pengamatan, eksperimen, penelitian dari pada belajar tatap muka menerima
materi dari guru. Dalam pembelajaran Sains, metode pembelajaran seperti
itu dianggap lebih efektif karena peserta didik akan dihadapkan pada
fenomena-fenomena yang menarik dari peristiwa alam dan lingkungan di
sekitarnya.
Untuk kepentingan efektivitas pembelajaran dan penguasaan Sains,
model pembelajaran Kurikulum 2013 dengan olimpiade Sains, menjadi
bersifat saling menunjang, saling menguatkan. Metode pembelajaran
Kurikulum 2013 dapat menjadi acuan dalam pengembangan variasi
lomba-lomba.
Peningkatan mutu Investasi Sumberdaya Manusia (SDM) mutlak diperlukan
untuk menggerakan dan mengembangkan sektor-sektor pembangunan bangsa.
Investasi SDM dilaksanakan melalui pembangunan pendidikan, baik melalui
program pengajaran di sekolah dan satuan lainnya, maupun oleh berbagai
program yang menunjang peningkatan mutu SDM.
Jika pencapaian kesejahteraan mensyaratkan tingginya tingkat
pendidikan, maka kemajuan yang lebih lanjut dari sebuah bangsa
memerlukan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Contoh dari
Negara-negara yang telah maju berkat penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi adalah Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Perancis, Inggris, dan
Jerman; dan segera menyusul adalah Negara-negara industri baru seperti
India, China, Korea Selatan, Singapura yang lazim disebut sebagai the new industrial countries.
Dalam abad informasi sekarang ini, perkembangan ekonomi sudah tidak
dapat lagi mengandalkan sektor tradisional melainkan sudah berbasis ilmu
pengetahuan (knowledge base economy). Maka siapa yang
menguasai informasi atau ilmu pengetahuan maka mereka pula yang unggul
dalam persaingan dan mencapai kemajuan.
Dengan populasi sekitar 240 juta jiwa, Indonesia menempati urutan
ke-4 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tingginya jumlah penduduk
merupakan tantangan tersendiri bagi upaya memajukan pendidikan bagi
seluruh rakyat, terutama karena berkaitan dengan kemampuan pendanaan
pemerintah. Oleh karenanya, pencanangan PMU merupakan langkah tepat
pemerintah untuk mengupayakan pencapaian sebanyak-banyaknya lulusan
pendidikan menengah, sehingga terbuka peluang lebih besar anak-anak
Indonesia dapat memasuki perguruan tinggi. Diperlukan banyak lulusan
pendidikan tinggi untuk mencapai kemajuan bangsa, karena makin tinggi
tingkat pendidikan rata-rata penduduk makin tinggi pula peluang untuk
menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, atau kerap disebut pula
Sains, dapat dimulai dengan mendorong anak-anak untuk mencintai Sains
dan membudayakan aktivitas penelitian. Usaha seperti itu dapat dilakukan
di sekolah sehingga diperlukan lingkungan sekolah yang kondusif baik
dari aspek sarana prasarana maupun kreativitas dan kemauan guru. Sarana
prasarana tidak harus mewah dan canggih karena dengan kreativitas guru
atau pengelola sekolah, bahan dan alat sederhanapun dapat digunakan
untuk mendukung pembelajaran dan berlatih melakukan penelitian.
Dengan melihat latar belakang seperti itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang
diharapkan dapat mendorong dan memberikan rangsangan kepada anak-anak
sekolah di seluruh wilayah Tanah Air, yang walaupun sarana prasarana
belajarnya terbatas, tetap memiliki kegigihan dan kreativitas dalam
belajar untuk mampu menguasai Sains. Bagaimanapun faktor motivasi, tekad
dan kesungguhan peserta didik adalah yang paling menentukan dalam
memaksimalkan hasil belajar, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa
peserta didik yang sukses di OSN adalah peserta didik yang bukan berasal
dari sekolah yang serba lengkap dan unggul dalam sarana prasarana.
Penyelengaraan OSN setiap tahun juga mempunyai dampak positip dalam
membangun tradisi ilmiah dan kecintaan kepada dunia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Pemerintah menyadari bahwa dibandingkan dengan ilmu-ilmu
terapan, ilmu-ilmu dasar biasanya tidak terlalu menarik bagi generasi
muda. Hal lain yang menjadi masalah dalam dunia ilmu pengetahuan kita
adalah rendahnya minat riset karena dianggap tidak memberikan prospek
masa depan dan kesejahteraan yang menarik. Oleh karenanya, pemerintah
yang dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin
mengupayakan OSN sebagai ajang penghargaan yang menarik untuk merangsang
minat peserta didik dan guru menekuni bidang pengembangan ilmu
pengetahuan, penguasaan teknologi, serta rekayasa di dunia kreatif.
OSN tidak membatasi hanya pada lomba penguasaan ilmu dasar tetapi
juga ilmu terapan dan ajang kreatif lain yang mengandung unsur-unsur isu
aktual dan teknologi popular seperti komputer, Teknologi Informasi dan
dunia bisnis. OSN tidak membatasi pada peserta didik tetapi Olimpiade
juga diperuntukan bagi guru sebagai pendidik. Pendidik harus mempunyai
dasar kuat dalam penguasaan ilmu dasar tetapi juga ilmu terapan dan
ajang kreatif lain. OSN diharapkan mampu menciptakan lingkungan atau
atmosfir yang kondusif dalam membangun karakter peserta didik dan guru,
khususnya yang terkait dengan tumbuhnya semangat nasionalisme,
idealisme, hasrat berprestasi, keuletan, etos kerja, dsb.
Yuk.... Latihan dan Belajar....... silahkan download materinya
1. Matematika (proses perbaikan)
2. IPA (proses perbaikan)
Good Luck !!!!!!
Komentar
Posting Komentar